Mengelola Ide Secara Unik ala Sigit

IPMSUROBOYO.OR.ID – Literasi merupakan salah satu materi yang diangkat oleh panitia untuk megisi Pelatihan 5 Bidang yang dilaksanakan pada tanggal 02/08/2023. Disampaikan pada hari kedua, oleh Sigit Gozali, beliau merupakan penulis yang telah beberapa kali menerbitkan karyanya. Berjudul ‘Menulis Cerpen’, Sigit menjelaskan struktur dasar langkah-langkah membuat cerpen dan tata cara mengolah idenya.

“Menulis bukan menulis, tapi?” Pertanyaan itulah yang disampaikan oleh Sigit untuk membuka wawasan dan menggali lebih dalam pikiran para peserta untuk mendalami apa menulis itu, juga untuk mengembangkan suatu ide untuk akhirnya diluaskan lagi untuk cerita pendek.

Sigit menjelaskan ada empat pola pikir yang dapat membantu untuk mengolah ide dalam menulis cerpen. Yang pertama Berpikir Kotak, yaitu menyadari ada wilayah didalam dan diluar kotak sederhananya adanya suatu kesadaran akan wilayah, Berpikir Silang, mempertemukan kutub bersebrangan, Berpikir Asosiasi, mempertemukan-menghubungkan kesamaan, Berpikir Oposisi, menyadari adanya kutub-kutub berlawanan. Sigit juga menjelaskan, setelah mengembangkan suatu ide, diperlukannya dekskripsi yang baiki agar suatu cerita dapat dipahami dengan baik.

Terdapat tiga aspek penting dalam dekskripsi yaitu, kognisi, sensori, dan efeksi. Membuat dekskripsi juga lebih mudah dengan dibantu oleh struktur CI-LUK-BA. Yaitu CI atau pengenalan, LUK atau ketegangan klimaks yang dialami oleh tokoh, dan yang terakhir BA, resolusi yang ditemukan oleh tokoh.

Begitulah secara singkat penjelasan materi oleh Sigit yang diterima peserta dengan sangat antusias. Sigit dipilih panitia untuk diberi kesempatan menyalurkan ilmu kepenulisan tentu saja dengan alasan, salah satunya karya-karya Sigit yang telah dimuat di beberapa media ungulan. Karya Sigit yang dimuat antara lain, ‘Mati di Atas Mimbar’, dan ‘Sempit, Sesak, Gelap!’ yang bisa dibaca di koran-koran.

Penulis: Sekar Melati Aulia Billah | Sahabat Media IPM Surabaya

IPM Televisi

Sosial Media Resmi

More Stories
Cak Jamali yang Kehilangan Arahnya