Iman Permadi: Stop Berpikiran Krisis Kader

IPMSUROBOYO.OR.ID – Pelatihan Kader Muda Taruna Melati 2 PD IPM Kota Surabaya memasuki hari kedua. Setelah peserta melaksanakan sholat isya, mereka bersiap untuk mengikuti materi bedah buku IPM DNA ‘Bermain dalam Keseriusan dan Agak Serius dalam Bermain’. Materi ini diisi langsung oleh Iman Permadi yang sebagai penulis buku tersebut. Bertempat di gedung utama SMA Muhammadiyah 10 Surabaya. Ahad (25/12/2022).

Setelah dibuka oleh moderator, pemateri meminta peserta untuk membaca dan memahami buku yang telah dibagikan panitia. Kemudian Kang Adi, sapaan akrabnya, mempersilahkan untuk menanggapi atau merespon tentang buku yang dituliskannya.

Buku itu memiliki 2 bagian yaitu bermain dalam keseriusan dan agak serius dalam bermain. Kemudian terdapat beberapa sub bab, diantaranya adalah 4 jihad 5 sempurna, mendaki puncak kejenuhan, ekspresikan IPM-mu, dan seterusnya.

Menurut pernyataan dari penulis, buku ini lebih banyak ditulis pada waktu dinihari atau lebih dari jam 12 malam. Dimana pada waktu itu badan terasa capek, emosi dalam keadaan di puncak, dan susah untuk tidur.

“Sehingga tulisan-tulisan yang ada di dalam buku ini merupakan kumpulan luapan dari emosi saya kala itu.” Terang Kang Adi dihadapan peserta.

Foto: Iman Permadi ketika menjelaskan bukunya ‘IPM DNA’ dihadapan peserta PKM TM 2 PD IPM Surabaya

Kemudian setelah ada beberapa tanggapan, Kang Adi menjelaskan apa yang ada di dalam buku tersebut dengan interaktif kepada peserta. Ada salah satu peserta yang bercerita mengenai aktivis di pimpinannya dan bertanya kepada pemateri.

“Bagaimana sih cara menghilangkan kejenuhan dan kekurangan kader di dalam pimpinan, agar para kader bisa dikatakan aktif kembali?”Tanya Silvi Amelia dari PC IPM Gubeng.

Tak lama setelah itu, Kang Adi menggambarkan sebuah grafik tentang keaktifan kader. Menurutnya aktif atau tidaknya seorang kader itu ada waktunya. Ada kalanya untuk istirahat. Namun jika terlalu lama, hal itulah yang harus ditanyakan.

“Jika berbicara mengenai kekurangan kader, maka berhentilah untuk berpikiran krisis kader. Apresiasi kader yang ada. Karena lebih baik tidak terganggu dengan kekurangan dan lebih fokus pada menghargai semua kader yang ada.”Tutup Kang Adi.

*Penulis: Azmi Izuddin

IPM Televisi

Sosial Media Resmi

More Stories
Eri Cahyadi: Aku Suwun Sing Akeh Karo Pelajar-Pelajar Muhammadiyah