Halal-bihalal adalah suatu hal yang sangat melekat pada perayaan hari raya idul fitri, tradisi unik ini hanya ada di indonesia yang mungkin tidak ditemukan di belahan dunia manapun, tradisi ini dilakukan secara turun menurun.
secara umum diketahui halal-bihalal yaitu momen dimana kita berkumpul bersama melakukan silahturahmi dan ajang Bermaaf- maafan dengan tetangga, teman, keluarga dan sesama umat beragama.
Namun ada sesuatu hal yang harus kita pahami bersama dan mungkin menarik untuk di bicarakan, apakah kita melakukan kegiatan maaf-maafan ini tulus dengan perasaan? dari lahir dan batin kita? atau cuma untuk menjalankan tradisi turun-temurun saja, sebagian orang memang hanya menjalankannya sebagai formalitas belaka tetapi dihatinya masih tersisip rasa dendam, benci dan enggan untuk memaafkan orang yang pernah berbuat kasalahan terhadap dirinya.
memang memaafkan atau tidak memaafkan adalah urusan pribadi masing-masing, dan Terkadang memang ada benarnya, Memaafkan kesalahan orang lain secara tulus ikhlas memang tak mudah. kadang lisan sudah berjanji untuk memaafkan, tetapi hati masih saja merasa tersakiti. perlu diperhatikan juga, jika kita sulit memaafkan, maka akan banyak dendam di hati kita, terlebih kita akan sulit melupakan kesalahan orang lain terhadap apa yang telah diperbuat kepada kita.
tetapi apakah tidak selayaknya kita mengikuti jejak Nabi kita junjungan kita Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan para sahabatnya yang maha pemaaf. dan dibeberapa hadist pun sudah dijelaskan. “Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu? Dan Allah adalah maha pengampun lagi maha penyayang (QS An-Nuur:22)”
Apa guna perilaku seperti ini untuk diteruskan, janganlah selalu mendahului rasa ego. Tujuan ramadhan dan dilajut dengan adanya silahturahmi antar saudara bukan hanya semata-mata kewajiban agama namun sebagai bekal diri sendiri dan orang lain menjadi lebih baik. Untuk membersihkan diri dari segala keburukan karna semestinya ajang saling memaafkan ini tidak seharunya dilakukan setahun sekali namun setiap kali kita harus melakukannya.
Jika Allah Swt dan Para rasulnya saja maha pemaaf kita sebagai hambanya juga harus bisa saling memaafkan dengan lapang dada. begitu banyak nikmat yang didapatkan dari memaafkan orang lain seperti Sabda Rasulullah SAW,
Jika hari kiamat tiba terdengarlah suara panggilan “Manakah orang-orang yang suka mengampuni dosa sesama manusianya?” Datanglah kamu kepada Tuhan-mu dan terimalah pahala-pahalamu. Dan menjadi hak setiap muslim jika ia memaafkan kesalahan orang lain untuk masuk surga. (HR Adh-Dhahak dari Ibnu Abbas r.a.)
Penulis: Bagus Tri Prastyo
Editor: Handie Pramana Putra