Peran Pelajar Dalam Menghadapi Siaga dan Risiko Bencana, “Bangun Generasi yang Aman dan Tangguh!”

Pasalnya pada beberapa pekan belakang telah terjadi bencana banjir yang menimpa wilayah Jabodetabek dan sekitarnya. Sejumlah tempat tinggal beserta isinya habis terendam air yang mengalir cukup lama. Pada kejadian ini, Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah menurunkan surat instruksi kepada pimpinan yang di bawahnya agar turut serta membantu saudara yang tengah tertimpa musibah.

Pada kesempatan ini, Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kota Surabaya memberikan kesempatan kepada pimpinan yang ada di bawahnya untuk terjun langsung ke masyarakat untuk menggalang sejumlah bantuan dana. Sedangkan langkah yang dilakukan oleh Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kota Surabaya sendiri berupa pemberian bekal terhadap respon dan ke-siagaan masyarakat terutama para pelajarnya.

Menurut bidang Advokasi PD IPM Surabaya, peran pelajar sangatlah penting dalam memberi pengaruh terhadap lingkungan sekitarnya, sehingga perlu adanya pemberian bekal berupa edukasi. Sebab, Surabaya sendiri dirasa juga berrisiko mengalami dampak atau bahkan bencana yang sewaktu-waktu menimpa wilayah sekitar. Sehingga, dalam hal ini disampaikan langsung oleh pihak yang telah lama berkecimpung di dunia penanganan kesiap siagaan dan penanggulangan risiko bencana.

Hari sabtu lalu telah diadakan diskusi publik yang dihadiri oleh beberapa perwakilan pimpinan Ikatan Pelajar Muhammadiyah se-Kota Surabaya. Kemudian pada materi yang disampaikan oleh Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center atau biasa disebut MDMC yang memiliki semboyan “MDMC. TANGGUH!!! Tersebut diisi langsung dengan materi menarik, yakni Kesiapsiagaan dan Mitigasi Bencana dalam UU No.24 Tahun 2007 yang membahas perilah mitigasi yang perlu dilakukan untuk mengurangi risiko bencana bagi masyarakat pada kawasan rawan bencana. Semisal menyelamatkan dokumen penting agar diletakkan pada ruangan yang berada dibangunan tertinggi.

Pak Andrian selaku ketua MDMC KOTA Surabaya menyampaikan kepada para peserta, bahwasannya “Kerusakan lingkungan yang di akibatkan oleh alam atau tangan manusia.  Yang harus dilakukan saat terjadi bencana adalah, mencari jalur evakuasi” kata beliau. “Jika sedang berada didalam ruangan, bisa berlindung di benda yang bisa digunakan untuk pondasi semisal lemari, agar reruntuhannya tidak langsung menimpa kita.” sambungnya.

Salah satu contoh kegiatan yang dilakukan MDMC pada bencana yang menimpa kota Palu dahulu, dampak yang terjadi pada bencana adalah kehilangan, mulai dari harta benda hingga keluarga, sehingga di sediakan ruang untuk pemulihan yang didampingi oleh psikolog.

30 menit pertama sudah disampaikan gambaran kegiatan yang dapat menyelamatkan kita atas kesiagaan bencana. Selanjutnya dengan penuh semangat dan strategi penyampaiannya yang menyenangkan di sampaikan langsung oleh Ibu Arna selaku Anggota Masyarakat Tangguh Indonesia, atau biasa dikenal dengan MTI Kota Surabaya, yang juga memiliki semboyan, yakni Membangun Generasi Yang Aman dan Tangguh.

Sebelum masuk ke materi, Ibu Arna memberikan Ice Breaking untuk mengembalikan konsentrasi peserta agar lebih bersemangat menyimak materi yang akan beliau sampaikan, dengan beberapa petunjuk yang masih berhubungan dengan bencana. Ibu Arna menginstruksikan peserta dengan simulasi kesiap siagaan melalui permainan sederhana. Membagi kelompok yang masing-masing berisikan anggota dengan nama kelompok jenis bencana semisal banjir, gempa, tanah longsor, tsunami, dll. Masing-masing anggota kelompok dibagi perkata seperti orang pertama bagian mengucapkan kata “siap”, orang kedua “siaga”, dan selanjutnya tangguh, aman, dan, bencana.

Setelah para peserta menikmati permainan dengan senag, Ibu Arna kembali memberikan edukasi bahwasannya, ketika terjadi bencana harus dilakukan komunikasi agar saling mengetahui informasi bencana yang sedang terjadi, dan selalu tenang menghadapinya. Sebab apabila tidak akan terjadi dampak yang tidak diharapkan. “Suatu bencana dapat dikatakan bencana ketika hal yang terjadi menghambat aktifitas sehari-hari” ucap anggota MTI tersebut.

Sudah terdengar ke telinga kita jika Surabaya rawan bencana, kemudian apa yang harus kita lakukan? Apakah dia saja? Atau harus berbuat apa? Yang perlu disiapkan adalah memikirkan diri sendiri dan mengingatkan kepada lingkungan sekitar. Ancaman terjadi diluar kendali kita, namun kerentanan terjadi karena individu, keluarga, masyarakat atau bahkan sesuatu yang melekat. Berperan dengan berdamai dan beradaptasi terhadap bencana dengan menyiapkan kesiapan ketika bencana menimpa.

Dalam hal ini, peran pelajar sangatlah besar atas diri sendiri, baru kemudian memberi dukungan terhadap anggota keluarga, tetangga/teman, orang sekitar dan yang terakhir regu penolong

Diakhir diskusi ada salah satu pertanyaan peserta yang menarik, “apakah ada hukum yang melindungi lingkungan? Dimana lingkungan juga sangat berpengaruh atas bencana yang terjadi” tanya salah seorang peserta. “Hukum sampah. Di Surabaya sudah ditentukan denda dan penjara ketika membuang sampah sembarangan. Maka dari IPM harus melakukan gerakan seperti Kader Lingkungan yang kegiatannya memilah milah sampah. Menerapkan di lingkungan sekolah terlebih dahulu.” Jawab Ketua MDMC Kota Surabaya.

Dan pertanyaan terakhir yang sangat sering dikhawatirkan oleh Masyarakat sendiri mengenai hubungan antara bencana yang terjadi dengan perilaku buruk manusianya. Dengan tegas Ibu Arna menjawab “Fenomena yang tidak seimbang dengan perilaku kita akan penyebab dari risiko. Semisal banjir yang diakibatkan fenomena perilaku membuang sampah sembarangan”.

Seperti biasa, diakhir kegiatan IPM Surabaya selalu menyerukan dengan lantang “IPM” “JAYAA!!” “Suroboyo” “WANII!!” “IPM Suroboyo” “SALAM ORGANIK” “Pelajar Surabaya” “TANGGAP BENCANA!”.

Penulis : Abidah Robbani Hanifah
Editor : Handie Pramana Putra

IPM Televisi

Sosial Media Resmi

More Stories
Refleksi Menanam untuk Merdeka