Merawat Generasi Bangsa di Masa Transisi

Oleh: Agung Wahyu Nugroho

IPMSUROBOYO.OR.ID – “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran”. Sebagaimana bunyi pasal 31 UUD 1945 ayat (1) yang menyatakan demikian maka semua generasi bangsa berhak mendapatkan pengajaran baik itu berupa pendekatan secara individual maupun kelompok dengan berbagai macam metode yang ada. Pada umumnya setiap warga negara wajib menempuh pendidikan dasar dan pemerintah wajib untuk membiayainya.¹ Tujuan utama diadakannya pendidikan bagi warga negara ini tentunya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta mengembangkan manusia yang seutuhnya supaya memiliki pengetahuan tentang kesehatan jasmani dan rohani, berbudi pekerti luhur, mengerti adab dan sopan santun sehingga mewujudkan warga negara yang memiliki pendirian dan pengetahuan yang luas. Lalu dengan adanya fasilitas yang sudah disediakan oleh pemerintah, sebagai warga negara kita wajib menggunakan fasilitas tersebut sebagaimana mestinya supaya cita-cita bangsa pun bisa terwujudkan.

Perkembangan zaman yang saat ini sudah semakin berkembang pesat kemudian berpengaruh pula pada aspek pendidikan yang kini pun turut serta mengalami perkembangan baik dalam metode pembelajaran maupun dalam metode penerapannya kepada siswa. Namun yang dapat kita ketahui bahwa pendidikan di Indonesia saat ini masih belum bisa dikatakan baik sepenuhnya sebab kualitas pendidikannya pun masih tertinggal dari negara maju. Baik dari kualitas guru maupun fasilitas yang sudah disediakan pun masih belum memberi titik terang akan adanya revolusi pendidikan yang signifikan terutama di beberapa daerah yang dimana lokasinya masih belum sepenuhnya mendapat akses mudah untuk menempuh pendidikan yang layak.

Namun hal ini tidak berlaku pada pendidikan yang ada di kota-kota besar, dengan mudahnya akses internet serta kemajuan teknologi yang diterapkan pada kota tersebut maka dalam penerapan metode pendidikannya pun mengalami kemajuan layaknya di negara lainnya. Yang menjadi titik konsen dalam hal ini adalah adanya perkembangan teknologi serta kondisi ekonomi masyarakat dalam mengakses teknologi yang belum merata di Indonesia sehingga menyebabkan adanya perbedaan dalam kualitas pendidikannya.

Disinilah peran generasi yang mendapatkan pendidikan lebih layak untuk kemudian mereka saling membagi ilmunya kepada warga lainnya yang memang kondisi daerahnya berbeda dengan kondisi yang ada di kota. Di masa transisi yang mengalami kepesatan dalam perkembangannya maka di perlukan generasi muda yang mulai sadar akan pentingnya saling berbagi dalam hal ilmu untuk turut serta membantu bangsa mewujudkan cita-citanya yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu bentuk nyata dari sumbangsih generasi muda yang sadar akan pentingnya pendidikan bagi semua warga guna mewujudkan hal ini adalah dengan didirikannya lembaga swadaya masyarakat yang berasal dari komunitas kecil dimana memang mereka berkonsisten dalam bidang pendidikan.

Dengan terstrukturnya sistem yang dibuat oleh komunitas ini akhirnya langkah yang diambil adalah dengan menggandeng banyak pihak untuk turut serta memberikan sumbangsihnya tanpa memperhatikan latar belakang dari mana mereka berasal yang terpenting memiliki tujuan yang sama yakni mau bergotong royong merawat generasi bangsa ini terlebih khusus dalam bidang pendidikan.

Berangkat dari gerakan underground dan berfokus pada anak-anak yang tidak berkesempatan mendapatkan akses pendidikan yang selayaknya, komunitas ini memiliki sasaran utama yakni anak-anak dari latar belakang keluarga dengan keadaan ekonomi kebawah, anak-anak jalanan maupun para pengamen yang telah luput dari perhatian pemerintah, dan kepada masyarakat sekitar yang berkeinginan untuk mengikuti kegiatan belajar diluar sekolah bersama dengan anak-anak sebayanya.

Gerakan ini didirikan sebagai wujud nyata dari kepedulian para pemuda kepada generasi selanjutnya dengan merawat mereka melalui pendidikan kreatif yang sasarannya ditujukan kepada mereka yang kurang mampu untuk mengakses pendidikan dengan teknologi yang lebih memadai. Pendidikan kreatif yang diterapkan ini pun berkaitan dengan membantu murid-murid untuk menemukan minat dan bakatnya serta memberi akses kepada mereka untuk mengembangkan potensi diri sesuai dengan yang mereka inginkan. Dengan menerapkan metode belajar yang dibuat berbeda dari sistem pendidikan yang ada di sekolah, harapannya dapat membuat para murid ini mampu menjadikan tempat ini sebagai panggung mereka untuk menunjukkan jati diri mereka yang sebenarnya sehingga saat berada di sekolah maupun di lingkungan masyarakat, mereka akan menjadi orang yang selalu berani mengutarakan apa yang mereka inginkan dan tidak takut untuk mengekspresikan apa yang mereka inginkan.

Dengan masih banyaknya murid yang buta huruf dan angka, sebagai langkah awal untuk memulai gerak komunitas ini yang paling di fokuskan pada target awal adalah memberantas buta huruf dan angka kepada mereka. Sebab dengan mengenalkan huruf dan angka hal ini akan menjadi cikal bakal untuk bekal melanjutkan belajar pada tahap selanjutnya. Lalu dengan mengenalkan nilai-nilai keagamaan pun turut serta di berikan sebagai upaya agar tetap mengenal agama dan keberadaan Tuhan di kehidupannya. Setelah mengenalkan huruf, angka, dan nilai keagamaan yang selanjutnya di berikan adalah tentang nilai budi pekerti termasuk pula menerapkan budaya sopan santun.

IPM Televisi

Sosial Media Resmi

More Stories
Wapemred KLIKMU.CO: Propaganda Tidak Selalu Berkonotasi Negatif