Oleh: Adinda Febry Maghfiroh
21 Februari biasa diperingati sebagai “Hari Peduli Sampah Nasional”. Peringatan ini ditujukan untuk mengenang peristiwa di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, pada 21 Februari 2005 di mana sampah dapat menjadi mesin pembunuh yang merenggut nyawa lebih dari 100 jiwa.
Pada peristiwa naas tersebut terjadi akibat curah hujan yang tinggi dan ledakan gas metana pada tumpukan sampah. Hal ini mengakibatkan 157 jiwa melayang dan dua kampung (Cilimus dan Pojok) hilang karena tergulung longsoran sampah yang berasal dari Tempah Pembuangan Akhir Leuwigajah.
Tragedi ini memicu dicanangkannya Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang diperingati tepat di tanggal insiden itu terjadi.
Sampah seringkali menjadi masalah serius yang dihadapi oleh negara – negara berkembang, termasuk di Indonesia. Dilansir dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) total produksi sampah nasional telah mencapai 67,8 juta ton. Sehingga dapat dikatakan ada sekitar 185.753 ton sampah setiap harinya yang dihasilkan dari 270 juta penduduk di Indonesia.
Jenis–jenis sampah sendiri dibagi menjadi 2 antara lain:
- Sampah Organik (Degredable)
Sampah Organik adalah sampah yang dapat membusuk dan terurai sehingga dapat dimanfaatkan menjadi kompos. Sampah Organik dapat digolongkan menjadi dua kategori yaitu sampah organik basah (pembusukan buah-buahan dan sisa sayuran) dan sampah organik kering (kertas, ranting pohon, kayu, dan daun kering) keduanya memiliki manfaat bagi kehidupan sehari-hari seperti menjadi pupuk dan tambahan pakan ternak.
2. Sampah Anorganik (Undegredable)
Sampah Anorganik adalah sampah yang sulit membusuk dan tidak dapat terurai. Namun, sampah–sampah ini dapat di daur ulang menjadi kerajinan atau menjadi sesuatu yang bermanfaat. Sampah anorganik apabila di daur ulang dapat dimanfaatkan menjadi kerajinan yang tentunya memiliki nilai ekonomis.
Adanya sampah organik dan anorganik sama-sama memiliki manfaat yang berguna bagi manusia apabila dapat memanfaatkan dengan baik dan telaten. Namun sayangnya, dirasa masih banyak orang yang menyepelekan dan belum menyadari manfaat-manfaat dari sampah organik dan anorganik.
Sehingga perbandingan sampah yang datang dengan pemanfaatnya masih belum seimbang. Maka dari itu, dirasa lebih baik mencegah adanya sampah-sampah ini terlebih sampah plastik yang tidak dapat terurai.
Adapun upaya pencegahan sampah yang mudah untuk dipraktekkan antara lain:
- Membawa Botol dari Rumah
Pembiasaan membawa botol dari rumah dapat menjadi salah satu upaya pencegahan sampah karena dengan begitu tidak lagi diperlukan botol plastik kemasan yang pastinya akan menambah banyaknya sampah.
2. Membawa Tas Belanja Sendiri
Di beberapa supermarket ataupun pusat perbelanjaan sudah memberlakukan peraturan terkait kantong plastik berbayar. Membawa tas belanja sendiri dapat mengurangi adanya sampah plastik dan lebih hemat daripada harus mengeluarkan uang untuk kantong plastik berbayar. Gunakanlah tas yang terbuat dari bahan kain atau anyaman dengan begitu juga dapat membantu meningkatkan kesehatan bumi.
3. Mengurangi Penggunaan Sedotan Plastik
Mengganti penggunaan sedotan plastik menjadi sedotan stainless steel dapat menjadi salah satu pengganti adanya sedotan plastik. Sedotan stainless steel dapat digunakan berkali-kali dan cara mencucinya pun juga sangat mudah.
4. Membiasakan Memasak dan Membawa Kotak Makan dari Rumah
Selain sebagai pengurangan sampah plastik, memasak dan membawa kotak makan sendiri dari rumah tentunya lebih hemat dan sehat daripada harus membeli diluar.
5. Memanfaatkan Plastik Sebagai Kerajinan Tangan
Botol atau kaleng yang tidak terpakai disekitar kita dapat dimanfaatkan menjadi banyak kerajinan seperti tempat pensil dari kaleng bekas, pot dari botol plastik, dan lain sebagainya. Hal ini juga dapat menjadi peluang usaha yang memiliki nilai ekonomis.
Banyaknya sampah di Indonesia tidak lepas dari kurangnya kesadaran beberapa oknum untuk tidak membuang sampah sembarangan dan mengurangi penggunaan sampah plastik yang pastinya sulit untuk terurai. Kesadaran terkait pengelolaan sampah tentunya menjadi tugas kita bersama untuk mengurangi banyaknya jumlah sampah di Indonesia.